Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nyepi di Bali

Time flies.

Ga terasa, tahun ini sudah tahun ke-3 saya tinggal di bali, dan ini kali ke-3 saya ikut merasakan suasana Nyepi, dua kali, tepatnya. Karena tahun ke-2, hari raya Nyepi  jatuh pada tanggal 17 maret hari sabtu, yang berarti weekend, jadi, mumpung liburan, sekalian saja saya dan suami mlipir ke Gili Trawangan. Cerita tentang Gili Trawangan bisa di ikutin  disini yaa.

Kalau mau flashback sebentar, seru juga lho pengalaman pertamanya. Ingat gimana penasarannya saya,  Sesepi apa? Semuanya kepikiran, sampai suatu hari ngobrol dengan seorang teman yang sudah lama ( banget ) tinggal di Bali. Dari sharing pengalamannya terdengar tidak seberat imaginasi saya. Kalau diperhatikan, menjelang Nyepi, umat Hindu di bali disibukkan dengan tradisi dan upacara sebagai rangkaian hari Raya Nyepi.

1. Tradisi Melasti, tradisi ini dilakukan tiga hari atau dua hari sebelum hari raya Nyepi. Melasti berasal dari dua kata mala dan asti. Artinya, menghilangkan segala hal buruk untuk kebaikan, keheningan dan keharmonisan alam semesta. Tradisi Melasti ini dilaksanakan di beberapa pantai di Bali.

2. Tawur Kesanga, upacara ini dilaksanakan sehari sebelum hari raya Nyepi, yaitu pada tilem sasih kesanga. Tujuan tawur kesanga ini untuk membebaskan alam semesta dari buta kala dan malapetaka.

arakan ogoh ogoh sebelum nyepi




3. Pengerupukan, tradisi ini dilaksanakan sehari sebelum Nyepi, malam harinya,  muda mudi akan membawa obor dan mengarak ogoh ogoh keliling desa dan kota, setelah di arak, ogoh ogoh yang merupakan simbol Bhuta Kala akan di bakar.


Ogoh ogoh siap di arak


Ogoh ogoh sebagai simbol bhuta kala

Upacara pembakaran ogoh ogoh


Alun alun puputan denpasar


Oh ya, ada pengalaman yang lumayan diluar nalar sih, bli bli yang lagi benerin AC cerita, kalau di desanya, banjar peken, yang masuk wilayah denpasar juga, sudah beberapa tahun terakhir ini tidak lagi membuat ogoh ogoh. Alasannya, pernah ada ogoh ogoh yang jalan sendirian padahal tidak ada orang yang menggerakkan. Kan Serem, bayangin saja ya, ogoh ogoh yang biasanya ukurannya besar dan penampakannya meyeramkan tetiba berjalan sendiri di jalan kampung. Kelanjutan ceritanya? Ogoh ogoh itu langsung di bakar sama penduduk banjar, bli itu sendiri saksi matanya. Sebagai gantinya, banjar tempat bli tersebut hanya mengadakan pawai arak arakan obor.

Pengerupukan hari raya Nyepi


4 Catur Brata Penyepian ( Hari raya Nyepi )
Nyepi bagi umat hindu berati melaksanakan catur brata penyepian. Yaitu melakukan 4 pantangan dalam sehari itu, yaitu 

a. Amati Geni, tidak boleh menyalakan api, termasuk cahaya lampu. Namun bagi selain umat hindu, masih diperbolehkan untuk menyalakan lampu di rumahnya asalkan jendela dan kaca ditutup dengan kardus tebal atau apapun yang bisa menahan nyala lampu tidak tembus keluar.

b. Amati Karya, tidak boleh melakukan kegiatan, pekerjaan ringan maupun berat.

c. Amati Lelungan, tidak boleh bepergian, meskipun itu hanya pergi berkunjung ke tetangga sebelah rumah.

d. Amati Lelanguan, tidak boleh bersenang senang, seperti main game, nonton tv dll.

Semua itu dilakukan selama 24 jam, karena perhitungan di Bali dimulai dari pukul 06.00 pagi, jadi hari raya Nyepi tahun ini dimulai pada jam 06.00 WITA pada tanggal 7 maret 2019  sampai dengan pukul 06.00 WITA di hari berikutnya tanggal 8 maret 2019. Oh ya, selain diawali pada pukul 6 pagi, Bali juga menerapkan kalender tahun saka, yang berarti setiap bulan pasti berjumlah 35 hari. Berbeda dengan penanggalan masehi, maka, kadang kadang hari raya Nyepi berbeda tanggalnya di setiap tahunnya, tapi selalu jatuh di bulan maret.

Pengalaman Nyepi tahun ini, saya bersama suami staycation di sebuah hotel di jalan teuku umar, critanya sih, beberapa hari sebelum nyepi, saat olah raga minggu pagi di lapangan puputan, saya menemukan secarik brosur paket nyepi disebuah hotel di teuku umar. Wah, kebetulan, soalnya beberapa hari sebelumnya saya meminta suami untuk mempertimbangkan  pengalaman baru saat hari raya nyepi di bali, dan usul saya waktu itu emang staycation di hotel. Seolah semesta berkonspirasi, brosur yang nempel di kaca depan mobil itu akhirnya mewujudkan keinginan saya, alhamdulillah yaah :)

4. Ngembak Geni dan Omed Omed
Kalau beruntung, setelah jam 6 pagi setelah nyepi, jika sempat keluar di pagi hari, akan terasa sekali udara yang begitu bersih dan segar. Biasanya, dari cerita yang saya denger dari teman teman yang sudah lama di Bali, orang orang akan berbondong bondong pergi ke pantai bali ataupun ke tempat rekreasi lainnya. Sebagai ungkapan kegembiraan.

Di hari ini juga, masih ada tradisi unik yang turun temurun diselenggarakan di daerah sesetan, Denpasar. Tradisi ini diikuti oleh muda mudi setempat yang belum  menikah, dimulai dengan sembahyang bersama, setelah usai, mereka di bagi dalam dua kelompok, muda dan mudi saling berhadapan. Setelah diberi aba aba,kedua kelompok saling berpelukan sambil disiram air oleh masyarakat. 

Seru yaa, tapi sayangnya di lingkungan tempat tinggal saya, tidak ada penyelenggarakan tradisi ngembak geni dan omed omed, kata bli blinya karena ditempat saya tinggal, lebih banyak pendatangnya. 

Jadi begitulah sedikit cerita tentang hari raya Nyepi di bali. Sejujurnya saya juga baru paham setelah tinggal di bali, keseluruhan rangkaian hari raya Nyepi yang bermakna untuk menjaga keharmonisan dan keheningan alam semesta.

Tentu saja, ini cuman sebagian kecil pengetahuan saya tentang hari raya Nyepi dan tradisinya, mungkin teman teman ada yang mau menambahkan pengetahuan ataupun pengalamannya...monggo yaa, silahkan...:)









Posting Komentar untuk "Nyepi di Bali"