Hahndorf, Kota Rendezvous
Throwback, menjelang akhir tahun 2015, saya berkesempatan mengunjungi Handorf, di Adelaide, South Australia. Kota ini salah satu kota yang sangat ingin saya kunjungi, ketika saya dapat konfirmasi bepergian ke Adelaide. Awalnya, saya membaca sebuah artikel tentang Handorf, sebuah kota kecil yang masih mempertahankan suasana tradisional warga keturunan Jerman di negara Australia selatan ini. Dari ulasan dan foto foto yang terpampang, fix, Handorf masuk dalam itinerary.
Alhamdulillah, cita cita saya terkabul. Seingat saya, hari keberangkatan saya menuju handorf bertepatan dengan perayaan menjelang hari Raya Natal di Adelaide yang berupa parade atau semacam karnaval. Disepanjang jalan masyarakat sangat antusias menyambutnya, bahkan jauh sebelum acara di mulai. Kegembiraan warga sudah terlihat, jalan jalan raya yang lengang di hiasi dengan ekspresi corat coret anak anak. Warga mempersiapkan tempat duduk yang nyaman untuk secara maksimal menikmati karnaval.
Sungguh suasana yang sangat menggembirakan. Tapi sayangnya, hari itu juga cuman kesempatan saya untuk bisa berkunjung ke handorf. Jadi harus berbagi waktu, tidak bisa menikmati keseruan sampai selsai. Diantara semaraknya warga menyambut karnaval, saya dan seorang teman melipir menuju halte bus yang akan membawa saya menuju handorf, sempat kesulitan karena beberapa jalur dialihkan untuk kepentingan karnaval, sempat salah arah juga, dan seorang sopir bus meneriaki kami, peduli, memberitahu kami salah, sambil dibela belain keluar dari kendaraannya, bapak tersebut menunjukkan arah halte bus yang bisa membawa kami ke Handorf.
Alhamdulillah, setelah beberapa menit lamanya perjalanan mendaki pegunungan, akhirnya sampai di Handorf. Nuansa kota pastilah berbeda dengan Adelaide, suasananya lebih terkesan sepi dan tenang. Di pinggir jalanan banyak cafe yang cozy dan homy, Aborigin art and culture centre, rumah makan bernuansa kolonial maupun toko toko souvenir yang berderet, kantor pos, beberapa toko menjual khusus aksesories bangsa jerman. Ada juga toko yang menjual barang barang antik, barang second hand dan keramik. Saya malah tergoda membeli sepasang sepatu dok mart yang asli made in england sebesar 25 dollar australia hahha nekad ya!
Alhamdulillah, setelah beberapa menit lamanya perjalanan mendaki pegunungan, akhirnya sampai di Handorf. Nuansa kota pastilah berbeda dengan Adelaide, suasananya lebih terkesan sepi dan tenang. Di pinggir jalanan banyak cafe yang cozy dan homy, Aborigin art and culture centre, rumah makan bernuansa kolonial maupun toko toko souvenir yang berderet, kantor pos, beberapa toko menjual khusus aksesories bangsa jerman. Ada juga toko yang menjual barang barang antik, barang second hand dan keramik. Saya malah tergoda membeli sepasang sepatu dok mart yang asli made in england sebesar 25 dollar australia hahha nekad ya!
Gimana, cantik bukan kotanya? Bagi kalian yang emang seneng jalan jalan di tempat yang tidak crowded, pastilah betah sightseeing di Hahndorf, menikmati sudut kota yang mengesankan. Masya allah, jadi pingin jalan jalan lagi, syukur syukur bisa senikmat perjalanan ke Hahndorf. Semoga suatu saat ada rejeki lagi yaa..aamiin 💗
Posting Komentar untuk "Hahndorf, Kota Rendezvous"