'Merayakan Idul adha' di Holycow
Suasana lebaran idul adha tahun ini memang berbeda, dibanding tahun tahun sebelumnya. Karena, tahun ini saya merayakannya di perantauan. Belum berani mudik ke kampung halaman akibat pandemi covid19. Berdasarkan pertimbangan saya dan suami, belum aman, masih lebih memilih menjaga kesehatan diri dan keluarga di kampung halaman. Mengingat perjalanan jauh dan melewati kota kota yang statusnya zona merah ( berdasarkan berita ). Suasana hara raya di kampung halaman dan di bali pastilah beda. Jauh dari kesan dan suasana lebaran idul adha seperti yang saya rasakan di kampung halaman, tapi, tidak mengapa, yang penting, masih bisa menjalankan sholat idul adha di Masjid Al Ihsaan, sanur dengan menjalankan standar protokol kesehatan.
Sebagai pengobat rasa sedih dan rindu tradisi selama hari raya idul adha, suami mengajak saya pergi ke tempat makan favorit saya. Tempat ini langganan kami, selama tinggal di Bali. Awalnya, tahu tentang Holycow, saat ada satu event kompetisi yang saya ikuti, tahun 2013 kalau ga salah, saat satu rangkaian acaranya adalah berkunjung dan makan siang di Holycow steak house, kemang. Itulah, pengalaman saya, pertama kali makan steak gratis dan enak, hehehe, sejak saat itu, steak holycow menjadi steak favorit saya. Bagi para carnivor ( julukan holycow bagi para pelanggannya ) seperti saya, Steak di Holycow ini selain enak, pas cita rasanya juga yang terpenting halal.
Dulu, 2 tahun pertama tinggal di Bali, saya dan suami tinggal di denpasar, tepatnya daerah renon, makanya, kami sering pergi ke Holycow yang berada di sekitar monumen Bajra, di jalan puputan margarana, renon, dekat dengan bakso lapangan tembak dan circle K. Tapi, denger kabar, Holycow cabang renon sementara tutup, tapi akan segera buka lagi, pindah ke daerah mahendradatta. Nah, Holycow yang kami kunjungi jumat lalu saat perayaan idul adha adalah cabang yang berlokasi di Jalan Dewi Sri no 70, Legian, Kuta. Dibandingkan yang di Renon, tempat tersebut lebih luas, ada pilihan indoor maupun outdoor, parkir di halaman belakangnya juga lebih luas.
Menu holycow hanya steak sapi saja. Tapi beberapa pilihan yang bisa dicoba carnivor yaitu daging U.S Certified Angus Beef, Australian Prime, Wagyu Beef selection ( daging sapi amerika, australia dan jepang ), selain itu, ada juga untuk pilihan lamb chopnya. Meskipun sudah ada menu dan deretan pilihan jenis dagingnya, tapi kadang masih bingung juga kan ya saat memilih, nah biar tidak lagi bingung, saya selipkan sedikit pengingat: Sirloin atau daging has luar, adalah potongan daging yang berotot keras, diselimuti lemak, jika menyukai steak yang kenyal, gurih dan juicy, sirloin adalah pilihan yang tepat. Terderloin atau daging has dalam adalah potongan daging yang lunak dan tidak terlalu berlemak saat dijadikan steak, daging ini menjadi lembut testurnya. Ribeye adalah potongan daging yang menempel pada tulung rusuk sapi. Ribeye bertekstur lembut dan mempunyai kandungan lemak didalamnya sehingga berasa gurih dan juicy.
Sedangkan pilihan bagaimana steak itu dimasak ( tingkat kematangannya ) ada pilihan rare, medium- rare, medium-well dan welldone. Tingkat kematangan rare itu saat daging dimasak hanya selama 2 menitan setiap sisinya, warna daging bagian dalamya masih terlihat merah, terasa lembut dan masih sedikit ada rasa mentahnya. Medium-rare adalah saat daging steak dimasak lebih lama daripada rare steak, bagian dalam dagingnya masih juicy dan lembut, warna merah dagingnya lebih pucat. Lalu tingkat kematangan medium-well, yaitu saat daging steak dimasak, bagian luarnya terlihat coklat tua dan matang sempurna. Terakhir, tingkat kematangan welldone, saat daging steak dimasak matang sempurna sampai bagian dalamnya, saat dipotong, steak akan terasa padat saat diiris dan dikunyah. Dari keempat pilihan tingkat kematangan, saya pribadi masih menyukai medium-well, tapi seringnya welldone. Belum berani mencoba steak dengan tingkat kematangan rare ataupun medium-rare.
Dari semua elemen steak Holycow tadi, yang membuat cita rasanya begitu pas dengan selera saya adalah saus barbequenya. Ga tau kenapa, meskipun ada beberapa saus pilihan, saya selalu memilih saus barbeque. Kompisis ideal saya saat di holycow adalah medium-rare atau welldone tenderloin steak, mashed potatoes, buncis jagung dan saus barbeque, so appetizing.
Dulu, 2 tahun pertama tinggal di Bali, saya dan suami tinggal di denpasar, tepatnya daerah renon, makanya, kami sering pergi ke Holycow yang berada di sekitar monumen Bajra, di jalan puputan margarana, renon, dekat dengan bakso lapangan tembak dan circle K. Tapi, denger kabar, Holycow cabang renon sementara tutup, tapi akan segera buka lagi, pindah ke daerah mahendradatta. Nah, Holycow yang kami kunjungi jumat lalu saat perayaan idul adha adalah cabang yang berlokasi di Jalan Dewi Sri no 70, Legian, Kuta. Dibandingkan yang di Renon, tempat tersebut lebih luas, ada pilihan indoor maupun outdoor, parkir di halaman belakangnya juga lebih luas.
Menu holycow hanya steak sapi saja. Tapi beberapa pilihan yang bisa dicoba carnivor yaitu daging U.S Certified Angus Beef, Australian Prime, Wagyu Beef selection ( daging sapi amerika, australia dan jepang ), selain itu, ada juga untuk pilihan lamb chopnya. Meskipun sudah ada menu dan deretan pilihan jenis dagingnya, tapi kadang masih bingung juga kan ya saat memilih, nah biar tidak lagi bingung, saya selipkan sedikit pengingat: Sirloin atau daging has luar, adalah potongan daging yang berotot keras, diselimuti lemak, jika menyukai steak yang kenyal, gurih dan juicy, sirloin adalah pilihan yang tepat. Terderloin atau daging has dalam adalah potongan daging yang lunak dan tidak terlalu berlemak saat dijadikan steak, daging ini menjadi lembut testurnya. Ribeye adalah potongan daging yang menempel pada tulung rusuk sapi. Ribeye bertekstur lembut dan mempunyai kandungan lemak didalamnya sehingga berasa gurih dan juicy.
Sedangkan pilihan bagaimana steak itu dimasak ( tingkat kematangannya ) ada pilihan rare, medium- rare, medium-well dan welldone. Tingkat kematangan rare itu saat daging dimasak hanya selama 2 menitan setiap sisinya, warna daging bagian dalamya masih terlihat merah, terasa lembut dan masih sedikit ada rasa mentahnya. Medium-rare adalah saat daging steak dimasak lebih lama daripada rare steak, bagian dalam dagingnya masih juicy dan lembut, warna merah dagingnya lebih pucat. Lalu tingkat kematangan medium-well, yaitu saat daging steak dimasak, bagian luarnya terlihat coklat tua dan matang sempurna. Terakhir, tingkat kematangan welldone, saat daging steak dimasak matang sempurna sampai bagian dalamnya, saat dipotong, steak akan terasa padat saat diiris dan dikunyah. Dari keempat pilihan tingkat kematangan, saya pribadi masih menyukai medium-well, tapi seringnya welldone. Belum berani mencoba steak dengan tingkat kematangan rare ataupun medium-rare.
Dari semua elemen steak Holycow tadi, yang membuat cita rasanya begitu pas dengan selera saya adalah saus barbequenya. Ga tau kenapa, meskipun ada beberapa saus pilihan, saya selalu memilih saus barbeque. Kompisis ideal saya saat di holycow adalah medium-rare atau welldone tenderloin steak, mashed potatoes, buncis jagung dan saus barbeque, so appetizing.
Posting Komentar untuk "'Merayakan Idul adha' di Holycow"