Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyepi di Grand Zury, Kuta, Bali.

Tahun ini, kami memutuskan untuk staycation di hotel dua malam pada saat hari raya nyepi, karena beberapa pertimbangan. Dan, setelah riset beberapa hotel, kami memutuskan untuk menginap di sebuah hotel yang berada di kuta. Beberapa pertimbangan yang mendasarinya, seperti : Lokasi hotel tersebut, saya lebih suka hotel yang lokasinya di pinggir jalan, atau tidak terlalu masuk ke dalam sebuah komplek. Entah kenapa, tapi menurut saya, lebih mudah aksesibilitasnya kalau lokasi hotel berada dekat dengan jalan raya. Kedua, pilihan hotel yang tidak perlu mewah dan mahal. Karena selama hari raya nyepi fasilitas dan aktifitas di hotel dibatasi, tujuannya memang untuk sekedar menjaga supaya tidak menganggu kekusyukan dan kesakralan hari raya nyepi. Fyi, dapur tempat kami semi open kitchen dan tidak memungkinkan untuk bisa memenuhi syarat supaya bisa tetap tenang dan tidak ada cahaya selama nyepi, oleh karena itu, saya dan suami memutuskan untuk staycation di hotel. Pertimbangan nomor tiga adalah kesempatan keluar dari rutinitas dan mencari suasana baru supaya tidak jenuh.

Foto oleh happylikeabee

Jadilah, kami staycation di hotel Grand Zuri, Kuta. Sebuah hotel berbintang 4 yang lokasinya di jalan raya kuta, Badung, Bali. Letak  hotelnya di pinggir jalan sehingga tidak susah mencarinya dan mudah dijangkau. Pada saat itu, Hotel Grand Zury lebih ramai dengan tamu wisatawan domestik dan beberapa wisatawan mancanegara (atau ekspatriat?) di banding dengan beberapa hotel lainnya yang kami kunjungi untuk survey. Iya, kami sungguh sungguh berkeliling ke beberapa hotel sebelum memutuskan untuk menginap di Grand Zury. Salah satu alasannya, adalah untuk memastikan bahwa hotelnya ramai, banyak yang menginap di hotel tersebut. Tidak bisa dibayangkan jika seandainya hotel tempat kami menginap sepi tamu bagi saya pribadi tidak akan terlalu nyaman. Belajar dari pengalaman teman yang menginap di hotel bintang 5 selama tugas belajar di bali saat pandemi di bulan desember lalu. Keluhannya adalah sepinya hotel tempat mereka menginap yang mempengaruhi suasana hati. Tapi memang jadi lain sih atmosfernya. Alhamdulillah, saat itu hotel tempat saya staycation tergolong ramai. Kebanyakan keluarga kecil yang staycation dengan anak anaknya.

foto oleh happylikeabee

Ada beberapa paket nyepi yang disediakan di hotel ini, dari yang paling murah ratenya di angka 400an ribu dua malam, tanpa breakfast. Rate 600an ribu dua malam dengan hanya breaksfast saja atau full board dua malam dengan breakfast dua kali, satu lunch dan satu dinner di rate 800an. Karena niat kami memang staycation kami memilih paket yang full board supaya nanti sudah tidak repot memikirkan makanan selama tinggal di hotel. Di restaurant tersebut,  saya melihat banner informasi bahwa hotel ini peduli dengan halalnya makanan yang disajikan, tentu saja, itu sangant melegakan bagi saya dan mungkin juga para tamu hotel yang beragama muslim. Banner tersebut memberitahukan bahwa makanan yang disajikan sudah halal, berdasarkan ketentuan dari LPPOM MUI.


foto oleh happylikeabee

Karena hotel tempat saya dan suami menginap saat itu banyak tamu, meskipun masih di batasi quotanya dan menjalankan prokes. Suasana hotelnya jadi cukup hidup dan meriah, beda sekali dengan hotel tempat kami menyepi tahun lalu, mungkin saat itu angka kasus covid masih lumayan tinggi dan wisatawan belum banyak yang bepergian ke bali. Di hotel ini, staffnya ramah dan helpful. Ada satu kejadian saat tentengan saya ketinggalan di lobby, isinya sih madu dan cemilan tapi kalau hilang kan juga sayang. Nah, ternyata sudah di amankan oleh staff front liner hotel, ada juga saat suami meminta extra tea dan water, eh langsung dianterin ke kamar. Meskipun begitu ada juga salah satu informasi dari salah satu staff yang sampai nyepi berakhir, tidak sesuai dengan informasinya. Tapi itu bukan sesuatu yang penting. Meskipun saya lebih seneng kalau informasinya tersebut beneran dilakukan. Atau mungkin saja terlewatkan?

foto oleh happylikeabee

Anyway, pada saat itu, kamar kami ada di lantai satu dan pojok dengan view pemandangan luar yang tertutup tembok. Jendela kamarnya roller llind yang awalnya tidak nyaman bagi saya. Sempet untuk meminta pindah kamar, tapi yang tersisa hanya kamar di atas dengan view kolam renang dan penutup jendelanya bukan roller blind, tapi karena bed nya twins yang terpisah, akhirnya tetap pada kamar di lantai satu. Kamar kami tipe superior dan lumayan luas, mungkin kalau ada yang yoga masih bisa :) overall semuanya okay kecuali jendelanya ditutup dengan roller blind. Pelajaran yang bisa diambil dari menyepi di hotel kali ini adalah, bookingnya jangan mepet :)











Posting Komentar untuk "Menyepi di Grand Zury, Kuta, Bali."